HARIANTRIBUANA.COM, Bogor – Doa kedua orangtua sangat berpengaruh dalam kunci kesuksesan anak-anaknya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, yang artinya “Doa orangtua untuk anaknya sama seperti doa nabi terhadap umatnya.” (HR. Ad Dailami).
Seperti yang diungkapkan Haji Edi Setiawan bahwa kejujuran dan ridho orangtua adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Direktur utama PT Setiawan Anugerah Perkasa (SAP) ini mengaku pernah menjadi petani tambak ikan di Medan Sumatera Utara karena mengabaikan kedua orangtuanya.
Usaha tambak ikannya hancur diterjang ombak besar dampak dari tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 silam. Padahal kala itu Ia tergolong sukses dengan penghasilan puluhan juta perhari.
“Saya merasakan betul saat itu usaha tambak ikan saya hancur karena terdampak ombak tsunami yang terjadi di Aceh. Saya mencoba introspeksi diri bahwa kehancuran ini tidak terlepas dari sikap saya yang acuh terhadap kedua orangtua, dan saya sangat menyesal,” ungkap Edi kepada hariantribuana.com, Rabu (23/2) diruang kerjanya.
Setelah kejadian itu, menurut Edi, dirinya sempat mengadu nasib di negeri tetangga yaitu Malaysia. Di negeri jiran ini Ia bekerja dibidang logistik. Namun, karena jarak yang terlalu jauh dengan keluarga terutama istri tercinta kemudian Ia kembali pulang ke Medan.
“Setelah kembali ke Medan saya sempat meminta ijin kepada istri untuk kembali bekerja di Malaysia, namun istri melarang. Saya berfikir biar bagaimanapun juga restu istri sangat menentukan kesuksesan usaha, kemudian saya mengurungkan niat kembali ke Malaysia,” ujarnya.
Sempat Kerja Jaga Gudang
Kemudian Ia memilih untuk berangkat ke Bogor Jawa Barat untuk bergabung dengan adiknya dibidang property. Saat itu Ia dipercaya di perusahaan adiknya untuk mengurus logistik proyek pembangunan perumahan Grand Kahuripan di Desa Klapanunggal Bogor.
“Saat itu saya dipercaya menjaga gudang logistik dengan gaji 60 ribu perhari,” kenang Edi.
Karena tak ingin hidup berjauhan dengan istri yang tinggal di Medan, kemudia Ia memboyong istrinya tinggal bersamanya di Bogor.
Dalam benaknya, Edi berfikir kebutuhan hidup bertambah dan tak bisa dipungkiri akan kebutuhan hidup yang semakin besar. Kemudian Ia memberanikan diri menjalani usaha sendiri dibidang jasa renovasi rumah dan berhenti kerja dari perusahaan adiknya.
Seiring berjalannya waktu, tekat bulat anak Medan ini membuahkan hasil. Berangkat dari usaha jasa renovasi rumah kemudian Ia menjadi pemborong pekerjaan proyek perumahan dari dua unit hingga puluhan unit.
“Saat itulah saya mengajak orangtua saya untuk membuka usaha rumah makan. Menurut hemat saya untuk makan para pekerja saya ketimbang membeli makan berjuta juta dari warung orang lebih baik disediakan sendiri dari rumah makan orangtua saya dan keuntungannya bisa untuk orangtua saya,” kenang Edi dengan kedua matanya tampak berkaca kaca.
Bertarung Diawal Pandemi Covid-19
Waktu demi waktu Ia lalui dengan doa kedua orangtua disertai restu istri tercinta usaha yang dijalaninya terasa semakin terang. Sedikit demi sedikit keuntungan hasil usaha Ia kumpulkan kemudian menjadi modal tambahan bagi usaha yang dijalaninya.
“Selain doa dan ridho orangtua juga restu istri, kejujuran juga merupakan modal utama dalam menjalani usaha. Kita bisa saja mengalami kerugian dalam usaha secara pribadi tapi jangan sampai kerugian yang kita alami diketahui orang lain terlebih lagi membuat orang lain ikut susah, itu jangan sampai terjadi,” cetusnya.
Kejujuran yang dijunjung tinggi anak petani ini ternyata membuahkan hasil. Kejujurannya membuat mitra kerjanya semakin menaruh kepercayaan sehingga Ia banyak mendapat proyek pekerjaan rumah sebagai kontraktor.
Ya, Edi yang semula hanya pemborong jasa renovasi rumah kemudian beranjak menjadi kontraktor bahkan dirinya mendirikan perusahaan property dari CV. Setiawan hingga menjadi PT. Setiawan Anugerah Perkasa (SAP).
Dengan bendera PT. SAP Ia membangun proyek perumahan berawal dari Cikahuripan Residance pada 2019 sebanyak 55 unit, kemudian sukses dan membangun kembali perumahan Panorama Residance 1 dan 2.
“Pada 2019 awal pandemi covid 19 banyak perusahaan yang terpuruk, tapi saat itu saya justru membangun proyek perumahan Cikahuripan Residance. Saya optimis Allah akan membuka jalan bagi setiap hambanya yang mau berusaha dan terus berusaha kendati dalam keadaan sesulit apapun, dan Alhamdulillah, Allah menjawab doa saya sekeluarga, proyek yang saya bangun sukses dan terjual, ya walaupun masih tersisa saat ini lima unit komersil,” imbuhnya.
Tidak hanya Cikahuripan Residance yang laris manis, proyek lainnya yang Ia bangun juga laris manis yaitu perumahan Panorama Residance 1 dan 2 di Desa Mampir Cileungsi. Dan saat ini PT. SAP sedang membuka lahan baru untuk pembangunan perumahan Panorama Residance 3 di Desa Situsari Cileungsi sebanyak 300 unit.
Selain perusahaan property, pria yang akrab disapa Edi STW ini juga memiliki usaha toko material yang terbilang sukses.
“Jerih payah yang disertai kesabaran tidak akan berlalu sia-sia. Dzikir, pikir, ikhtiar, sabar dan istiqomah, Insya Allah jalan kita lurus dan barokah,” tutupnya.* (Bachtiar)