Vaksinasi Capai Target, SMAN 5 Palu Berharap PTM 100 Persen

HARIANTRIBUANA.COM, Palu – Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di Kota Palu, Sulteng telah dilaksanakan berdasarkan berubahnya status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

PTM secara penuh ini hanya berlaku bagi wilayah yang capaian vaksin dosis dua bagi pendidik dan tenaga pendidik mencapai 80 persen.

Kepala SMAN 5 Palu, Drs Salim, M.M mengungkapkan saat ini proses belajar mengajar secara tatap muka dengan jam pembelajaran 1×45 menit sudah dilaksanakan, dengan komposisi masih diatur 50 persen dari jumlah siswa agar supaya longgar dalam penerapan prokes.

Menurut dia, untuk semua persyaratan pada PTM sudah terpenuhi, sehingga ini menjadi salah satu yang harus kita gerakan di sekolah. Bagaimana anak-anak dapat memenuhi standar semua di 80 persen itu dengan kebijakan dapat secara utuh 100 persen sudah untuk tatap muka yang normal seperti sedia kala.

” Tentunya kalau kita sudah 80 persen ini, tidak lagi hanya melihat Kota Palu atau di SMAN 5, tapi melihat pendidikan di Sulawesi Tengah. Dan saya kira nantinya tim satgas itu sudah ada pemberitahuan agar memberikan 100 persen, dimana kita juga kerepotan dalam mengontrol anak-anak di 50 persen ini,” kata ketua MKKS SMA Kota Palu kepada hariantribuana.com diruang kerjanya belum lama ini.

lanjut dia, di SMAN 5 dalam rangka Covid 19 ini berkaitan dengan vaksinasi sudah beberapa kali dilaksanakan di sekolah, dua kali kerja sama dengan Puskesmas dan 2 kali dengan pihak Polsek. Selain siswa yang ada di sekolah, masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah pun ikut antusias mengikuti vaksinasi.

Olehnya di SMAN 5 Palu ini capaian vaksinasi sudah 90 lebih. Jadi bagi saya tidak ada masalah, tetap kita mengacu pada protokol kesehatan serta surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Dan sampai kini belum diketahui juga untuk surat edarannya tersebut, sambungnya.

“Kalau sekarang belajarnya belum full, kita tentu berharap agar supaya proses belajar mengajar itu lebih optimal karena siswa-siswa kita sudah lama tidak belajar secara efektif,” imbuhnya.

Ia menambahkan, selama dua tahun pandemi ini kita banyak kerusakan sarana, karena semua kursi-kursi banyak dimakan rayap. jadi kita mengalami kerusakan sarana terutama meja dan kursi sebanyak 200, olehnya ini merupakan tantangan kedepan dalam hal pembiayaan kembali untuk pengadaan baru.* (Agus)

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *